Day 29: Rumah Bidadari, Salah Satu Alasan untuk Ngga Tidur Lagi Setelah Sahur #BPNRamadan2021



Kata Dilan, rindu itu berat. Tapi kata saya, nahan untuk ngga tidur setelah sahur itu lebih berat. Godaan ngantuknya bener-bener luar biasa. Padahal saya sangat menghindari tidur lagi setelah sahur dan Subuh. Selain hukumnya makruh, kalau tidur lagi nanti pas bangun badan jadi terasa lebih lemas dan malah ngantuk seharian.

Untungnya selama bulan Ramadan ini ada tontonan yang cukup bikin saya kuat melek setelah sahur, yaitu Rumah Bidadari, yang tayang setiap Subuh selama bulan Ramadan.

Rumah Bidadari menceritakan tentang kehidupan penghuni Rumah Bidadari, sebuah kost-kostan khusus perempuan. Yang tinggal di Rumah Bidadari ada Bunda Ina (Artta Ivano) selaku ibu kost yang bijak dan penyayang, beserta 3 mahasiswi yang sewa kost di sana, yaitu Salwa (Adinda Azani), Gisel (Andi Viola), dan Balqis (Cut Ashifa).


Di seberang Rumah Bidadari ada rumah milik Jaka Tarub yang dihuni oleh 4 orang lelaki, yaitu Jaka Tarub (Tora Sudiro) sebagai pemilik rumah kontrakan, dan 3 mahasiswa yang sewa kontrak di sana, yaitu Rafatar (Lavicky Nicholas), Jamal (Gerald Abdullah), dan Remin (Sakurta Ginting). 


Kisah cinta Islami

Bergenre komedi romantis, plot utama yang dihadirkan di sinetron ini adalah kisah Rafatar, seorang pemuda tengil yang jatuh cinta pada Salwa, si gadis sholehah. Demi mendapatkan cinta Salwa, Rafatar yang pengetahuan agamanya sangat minim alias Islam KTP doang, akhirnya jadi mau belajar ngaji dan juga sholat. 

Ada juga kisah Jaka Tarub yang naksir dengan Bunda Ina. Hampir sama dengan Rafatar, ia sama sekali ngga ngerti agama. Akhirnya minta tolong ke Pak Samiun (Deddy Mizwar), ketua RT setempat untuk diajarkan mengaji dan sholat. Padahal Pak RT-nya juga naksir dengan Bunda Ina. Walaupun bersaing mendapatkan cinta perempuan yang sama, mereka tetap saling support.

Cerita yang dihadirkan di Rumah Bidadari sebenarnya sederhana, tapi karena dibalut dengan pesan-pesan keagamaan jadinya penuh makna. Tipikal sinetron karya Deddy Mizwar, selalu ada selipan dakwah tapi ngga dengan cara yang menggurui. Bahkan dialog di Rumah Bidadari lebih mudah dimengerti daripada di Para Pencari Tuhan yang penuh filosofi dan bikin mikir dulu haha.

Ramai kritik sosial

Salah satu yang lumayan mencolok dari dialog di Rumah Bidadari adalah banyak sindiran yang ditujukan kepada instansi khusus. Terutama melalui tokoh Remin dan juga dialognya bersama Rafatar dan Jamal. Remin sendiri digambarkan sebagai seseorang yang cinta banget dengan uang. Terlahir dari keluarga yang miskin, ia rela jadi asisten pribadi Rafatar yang kaya raya dan mau disuruh apa aja asalkan ada uangnya. Sering banget Remin disebut sebagai calon politikus oleh teman-temannya karena sifatnya yang katanya mirip dengan politikus.

Sinetron ini juga banyak menyindir kondisi Indonesia zaman sekarang. Tentunya dihadirkan dengan balutan unsur komedi yang lekat dengan keseharian.

Tahun ini Rumah Bidadari selesai di episode 24. Tapi, endingnya masih gantung banget. Semoga aja Ramdan tahun depan bisa ada kelanjutannya lagi deh.

Ada yang suka nonton sinetron Rumah Bidadari juga ngga?

No comments:

Powered by Blogger.