Outing Kantor ke Jogja
Salah satu yang paling ditunggu-tunggu oleh pekerja kantoran selain dari gajian adalah outing. Kebetulan kantor tempat saya bekerja rutin mengadakan outing setiap tahunnya. Destinasinya selang-seling internasional dan domestik. Kebetulan tahun ini kebagian outing ke destinasi domestik yaitu ke Jogja.
Dulu jaman kuliah sekitar tahun 2011, pernah mampir ke Jogja walaupun sebentar waktu pulang dari KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Bali dengan jalur darat. Tapi itu benar-benar hanya sebentar, belanja beberapa jam di Malioboro, jadi belum sempat eksplor tempat lain di Jogja. Makanya untuk outing ke Jogja ini saya cukup excited. Penasaran seperti apa Jogja yang kerap menjadi tujuan wisata banyak orang, domestik maupun mancanegara.
Jumat sore, saya dan beberapa teman satu divisi menuju Stasiun Gambir. Iya, kami melakukan perjalan ke Jogja dengan KA Gajayana. Sekitar pukul 6 kurang kami mulai berangkat dari Stasiun Gambir dan sekitar pukul 2 pagi hari Sabtu kami sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 8 jam. Oiya, selama perjalanan saya kurang bisa tidur nyenyak karena AC di dalam kereta terlalu dingin meskipun sudah pakai selimut dan kaus kaki.
Begitu keluar stasiun terlihat banyak orang yang menawarkan antar jemput dengan mobil ke penginapan. Karena hotel kami tidak terlalu jauh dari stasiun, yaitu The 101 Tugu Hotel, kami memutuskan berjalan kaki saja. Jalanan Jogja pukul 2 pagi terlihat sepi. Saat itu hanya ada rombongan kami saja.
Sesampai di kamar hotel, saya langsung beristirahat beberapa jam. Hingga tibalah waktu pagi untuk sarapan dan memulai jalan-jalan ke beberapa destinasi wisata Jogja.
Merapi Lava Tour
Di Merapi ini ada beberapa tempat yang kami kunjungi. Omahku Memoriku, sebuah museum yang menjadi saksi bisu erupsi Gunung Merapi beberapa tahun silam. Di sini terdapat bangunan rumah warga dan barang-barang yang masih tersisa.
Saya pikir kalau ke gunung akan bertemu dengan udara yang dingin. Tapi ternyata udara di Merapi cukup panas menyengat. Saran kalau ingin berkunjung ke sini pakai topi dan kacamata hitam untuk melindungi diri dari sinar matahari.
Dari Batu Alien, kami diajak ke sebuah tempat yang jalannya ga rata, penuh dengan kubangan yang becek. Sebelumnya kami disuruh memakai jas hujan dulu. Kemudian Jeep melaju dengan kencang berputar-putar di jalanan tersebut. Kami, para cewek-cewek pun berteriak sambil pegangan erat ke Jeep. Untungnya kami pakai jas hujan, jadi ga terlalu kena cipratan air kubangan. Ya walaupun pakaian tetep aja kena basah. Lava Tour ini jadi favorit saya. Seru banget walaupun agak ketar ketir deg-degan juga diajak ngebut-ngebutan.
Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko
Dari Merapi, kami menuju ke salah satu kompleks candi Hindu tertua di Indonesia, yaitu Candi Prambanan. Kompleks Candi Prambanan ini wilayahnya luas banget. Jarak dari satu candi ke candi lain cukup lumayan bikin keringatan dengan berjalan kaki. Apalagi kalau datangnya tengah hari. Pokoknya kalau ke Jogja jangan sampai lupa kacamata hitam dan topi. Karena menurut saya udaranya lebih terasa panas dibanding Jakarta dan Bekasi.
Setelah beberapa saat foto-foto di area Candi Prambanan, kami melanjutkan ke Istana Ratu Boko. Jaraknya cukup dekat dari Candi Prambanan. Areanya cukup luas, tapi ga seluas Candi Prambanan. Gapura istana yang masih berdiri kokoh dan juga reeruntuhan sisa bangunan menjadi spot favorit orang-orang untuk berfoto.
Gala Dinner pakai Batik
Seharian jalan-jalan dari pagi sampai sore sebenernya cukup lelah. Tapi masih ada satu acara lagi, yaitu Gala Dinner. Setelah makan malam di pinggir kolam renang, kami berkumpul di ballroom untuk Gala Dinner dengan dresscode Batik. Gala Dinner isinya sedikit berbicara tentang progress divisi dan sisanya seru-seruan.
Kami dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok nantinya harus menampilkan suatu pertunjukan yang menarik. Ada yang nari ala senam, drama kocak, joget lagu dangdut, dll. Lalu ada juga pemilihan untuk kostum terbaik.
Jalan-jalan malam dan The House of Raminten
Katanya kalau ke Jogja belum lengkap tanpa menyusuri Jogja di malam hari. Setelah Gala Dinner, saya dan beberapa orang teman menyusuri sepanjang Malioboro untuk mencari bakpia. Karena sudah berjalan cukup jauh dan belum juga ketemu pabrik bakpia yang dimaksud. Akhirnya kami naik becak. Murah banget becaknya, 5000 diantar ke tempat bakpia yang jaraknya ternyata lumayan jauh, ditungguin, dan diantar kembali ke tempat kami tadi naik becak pertama.
Setelah belanja bakpia, kami ke The House of Raminten yang terkenal sebagai tempat nongkrong malam di Jogja. Untuk makan di sini kami harus waiting list karena memang ramai banget. Suasana di tempat ini kurang begitu terang dan tercium bau seperti dupa atau kemenyan gitu.
Beberapa saat kemudian kami dapat meja. Menu di sini cukup beragam, kebanyakan memang makanan camilan. Tapi juga ada menu makanan berat seperti nasi. Karena sudah terlalu malam, saya hanya pesan teh hangat sambil berusaha menahan kantuk berat.
Kafe ini memang unik, para pelayan di sini memakai pakaian tradisional Jawa berupa kemben. Ada alunan musik Jawa juga mengiringi di sini, Mungkin hal ini yang membuat The House of Raminten sering dikunjungi karena keunikannya.
Setelah yang lain selesai cemal cemil, kami kembali ke hotel dengan becak. Jalanan sudah terlihat sepi karena memang sudah pukul setengah dua pagi.
Keesokan harinya, hari Minggu adalah saatnya kami pulang kembali ke Jakarta. Cukup singkat memang. Karena sampai Jogja Sabtu pagi dan Minggu pagi sudah pulang lagi. Untungnya pulangnya naik pesawat jadi bisa menghemat waktu tempuh. Meski hanya sebentar jalan-jalan di Jogja, tapi tetap berkesan.
No comments: