Traveling ke Yogyakarta dengan Argo Wilis, Nyaman dan Anti Bosan
Rasanya belum bisa move on dari pengalaman traveling ke Yogyakarta akhir pekan lalu. Jika biasanya saya pergi dengan kereta jarak jauh hanya naik di kelas ekonomi atau bisnis, kali ini saya berkesempatan mencicipi naik KA Argo Wilis yang semua rangkaiannya adalah kereta kelas eksekutif. Apalagi ini merupakan rangkaian terbaru, dengan body luar yang terbuat dari stainless steel dan interior yang lebih nyaman.
Semua ini berkat promo di KAI Travel Fair yang memangkas harga tiket Bandung-Yogyakarta lebih dari 50 persen. Jika biasanya harganya sekitar 400 ribu, maka saya hanya perlu membayar 150 ribu saja. Kurang senang gimana lagi kan tuh.
Perjalanan selama kurang lebih 7 jam dari Bandung ke Yogyakarta terasa cukup singkat. Mungkin karena saya merasa sangat nyaman berada di kereta. Apa saja sih hal menarik yang membuat nyaman selama perjalanan?
1. Tidur nyenyak di kursi yang empuk
Sebagai rangkaian kereta api eksekutif terbaru, fasilitas yang diberikan oleh KA Argo Wilis tentunya yang terbaik. Begitu pun dengan kursinya yang juga diperbarui. Jarak antar kursi yang lebih luas membuat kaki bisa lebih leluasa bergerak atau diselonjorkan di atas pijakan kaki yang bisa diatur tingkat ketinggiannya.
Jadi, kaki gak perlu ditekuk karena mentok dengan kursi depannya. Tidur pun bisa lebih nyenyak karena kursinya empuk dan juga dilengkapi dengan bantal kecil. Kursi di kelas eksekutif adalah yang paling fleksibel. Bisa diatur kemiringannya alias bisa gak terlalu tegak duduknya dan juga bisa diputar 180 derajat.
Tiap kursi ada meja lipat mini yang bisa dipakai untuk tatakan makanan atau pun laptop. Di masing-masing kursi juga disediakan colokan listrik yang bisa dipakai untuk charginghandphone, tablet, dan laptop. Sambil menunggu ngantuk, bisa sambil main handphone tanpa perlu takut baterai habis.
2. Gak perlu antre di toilet karena ada dua buah di setiap gerbong
Jika di rangkaian sebelum-sebelumnya, toilet di tiap gerbong hanya disediakan satu buah, maka di KA Argo Wilis terbaru ini ada dua buah. Jadi, kamu gak perlu takut antre lagi jika buru-buru ingin ke toilet. Atau minimal gak perlu antre panjang, karena bisa bergantian dengan toilet satunya.
Di dalam bilik toilet disediakan toilet duduk, wastafel untuk cuci tangan lengkap dengan sabunnya, tissue toilet yang bersih, cermin, dan tak lupa pengharum ruangan biar toiletnya selalu wangi. Kebersihannya pun dijaga dengan baik, karena toiletnya dibersihkan secara berkala oleh para petugas kebersihan di dalam kereta.
3. Jadi fotografer dadakan, memotret karya seni Sang Pencipta
KA Argo Wilis berangkat dari Stasiun Bandung pada pukul 08.30 dan sampai di Stasiun Yogyakarta sore hari pukul 15.52. Selama perjalanan tersebut, dari jendela KA Argo Wilis, saya disuguhkan dengan beragam pemandangan yang menarik. Mulai dari pembangunan pemukiman warga, hamparan sawah yang hijau, pegunungan yang menjulang, hingga hutan-hutan yang penuh pepohonan.
Kesempatan ini gak saya sia-siakan. Berbekal handphone yang baterainya sudah terisi penuh, saya mengabadikan karya seni Sang Pencipta lewat potret kamera dan juga rekaman video. Kebetulan jendela di tiap kursi ukurannya lebar dan memiliki kaca yang bening. Aktivitas saya sebagai fotografer dadakan pun jadi lebih mudah.
4. Kulineran di kereta restorasi, menunya enak-enak lho
Sudah lelah duduk terus di kursi penumpang? Kamu bisa lho jalan-jalan ke gerbong lainnya atau ke gerbong restorasi untuk cari suasana baru. Kalau saya memilih untuk ke gerbong restorasi, karena perut mulai meminta asupan. Nah, gerbong restorasi ini jadi salah satu tempat favorit saya.
Di sini, kamu bisa memesan makanan dan minuman ke prama atau prami yang berjaga di gerbong ini. Menu makanannya pun beragam, mulai dari makanan ringan atau camilan hingga makanan berat yang mengenyangkan, seperti nasi goreng, nasi rames, atau mie bakso.
Satu lagi yang menarik dari rangkaian kereta terbaru ini, di sebelah gerbong restorasi kini tersedia musala kecil yang bisa dipakai sholat oleh dua orang. Disediakan juga mukena dan sarung bagi yang ingin memakainya.
(tulisan ini juga di-publish di IDN Times , 26 November 2018)
No comments: