Serial Black Mirror (2011-sekarang): Mengungkap Sisi Gelap Teknologi
Beberapa waktu lalu sempat keranjingan sama serial Black Mirror. Hampir setiap hari pengen nonton Black Mirror. Tiap episodenya selalu bikin penasaran dan terus lanjut lagi ke episode lainnya. Padahal tiap episode ga saling nyambung ceritanya alias konsepnya antologi.
Meskipun begitu, semua episode Black Mirror tetap punya tema besar yang sama, yaitu hubungan manusia dengan teknologi. Bagaimana teknologi yang canggih berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Apakah selamanya memberikan keuntungan? Atau ada sisi negatif yang bisa jadi boomerang bagi manusia itu sendiri.
Sampai saat ini, serial TV asal Inggris buatan Charlie Brooker sudah memasuki Season 5. Season 4 tayang terakhir Desember 2017. Tahun lalu, Desember 2018 malah muncul movie-nya di Netflix, Black Mirror: Bandersnatch. Movie-nya cukup unik karena penonton diajak berinteraksi langsung untuk memilih jalan cerita selanjutnya gimana yang nantinya akan berpengaruh ke ending ceritanya.
Tapi, yang mau saya bahas di sini bukan movie-nya, tapi serialnya aja. Dari Season 1 hingga Season 4 ada total 19 episode. Dari 19 episode, ada 4 episode yang belum ditonton, yaitu Metalhead, The Waldo Moment, Fifteen Million Merrits, dan The National Anthem.
via reddit |
Beginilah cara saya nonton, mengikuti map ini. Memang kebanyakan menyarankan untuk menontonnya mengikuti map ini, biar ga mabok dan kaget duluan wkwk. Karena memang tiap episodenya suka bikin tercengang. Adaptasi dulu dimulai dari episode-episode di zona hijau, lalu ke zona kuning, kemudian ke zona merah. Berikut sinopsisnya dan sedikit review sotoy:
Bagaimana jika kehidupan sosial diukur berdasarkan rating yang diberikan orang lain terhadap kita? Nosedive berkisah tentang masyarakat di (mungkin) masa depan yang menggunakan rating seperti di ojek online sebagai nilai ukur segala hal. Misalnya, ingin sewa apartemen harus memiliki rating 3,5. Kalau di bawah itu ga boleh sewa. Semakin tinggi rating yang dipunya, semakin banyak kemudahan yang didapat. Begitu pun sebaliknya. Orang lain bisa lihat rating kita berapa dan juga kasih rating berapa.
Sudah bisa ditebak dong kehidupan macam ini akan seperti apa? Orang-orang akan berlomba untuk mendapatkan rating yang bagus. Walaupun harus menjalani kehidupan palsu dan juga mendapat teman-teman palsu. Yang saya lihat dari episode ini sih begitu. Harus selalu bersikap manis dan baik serta kasih rating yang bagus duluan biar dapet feedback rating bagus juga. Padahal kan hidup ga selalu bisa begitu.
Episode ini bagus dan mudah dicerna, menyentil kehidupan zaman sekarang terutama kehidupan di media sosial. Suka dengan tone warna di Nosedive ini yang adalah pastel. Mengingatkan pada feed-nya kebanyakan para selebgram.
Ada sebuah aplikasi kencan buta yang katanya bisa mempertemukan seseorang dengan jodohnya. Aplikasi ini akan memberikan berapa lama waktu kita bersama dengan orang itu, suka atau tidak suka kita harus menuruti sistem itu. Misalnya si sistem bilang '1 tahun' maka kita harus bersama orang tersebut selama 1 tahun di sebuah rumah yang sudah difasilitasi juga oleh si sistem. Kalau sudah lewat dari waktu yang ditentukan, maka harus berpisah.
Sebenarnya agak gagal paham dengan ending episode ini. Tapi, memang begitulah Black Mirror. Kebanyakan hampir tiap episode adalah open ending dan kita sebagai penonton harus menebak sendiri arti dari episode itu apa.
Martha ingin menghidupkan kembali Ash, kekasihnya yang telah meninggal, lewat sebuah robot tiruan. Melalui sisa kenangan berupa rekaman suara, foto-foto, dan chat dari Ash, si robot ini diprogram agar semirip mungkin dengan sosoknya. Awalnya robot tiruan Ash ini berhasil menghilangkan kerinduannya karena secara fisik sangat mirip. Sekilas pun robot ini memiliki sifat yang sama dengan Ash.
Lama kelamaan semakin terlihat bahwa boneka hanyalah boneka. Ia tidak memiliki yang tidak memiliki rasa emosi seperti manusia, jadi terlihat kaku. Martha tidak lagi merasa boneka tiruan ini adalah Ash. Tapi, ada satu permasalahannya. Boneka ini sudah diprogram tidak bisa pergi jauh dari Martha dan juga tidak bisa dihancurkan. Martha pun mau tak mau terjebak bersama robot ini.
Sepertinya episode ini mengajarkan kita bahwa kita harus bisa menerima kenyataan. Teknologi yang canggih ternyata ga bisa mengubah takdir.
Seorang jurnalis yang tengah kontroversial tiba-tiba meninggal secara misterius. Belum diketahui apa penyebabnya. Sudah pasti orang terdekatnya, yaitu suaminya menjadi salah satu yang paling dicurigai.
Ga berapa lama muncul lagi kabar kematian yang misterius dari seorang artis yang juga tengah kontroversial. Mulai muncul benang merah nih, yaitu mereka sama-sama sedang dibenci banyak orang. Sama-sama memiliki haters yang ramai di media sosial. Sebuah hashtag diduga berperan penting dalam kasus-kasus ini. Siapakah dalang di balik semuanya?
Pesan dari episode ini: hati-hati dalam bermedia sosial, hati-hati dalam bermain hashtag, hati-hati dengan jempolmu. Dengan durasi yang terbilang lebih lama dari episode-episode Black Mirror lainnya, episode ini berhasil menjadi episode yang seru dan menegangkan. Salah satu episode favorit saya.
San Junipero (Season 3 Episode 4)
San Junipero adalah sebuah kota simulasi yang bisa dihuni oleh orang-orang yang sudah mati. Bisa juga dikunjungi oleh orang yang sudah tua. Semua yang ada di sini kembali dalam wujud yang masih muda. Ibaratnya kaya kota afterlife, tapi ini bikinan teknologi manusia. Di kota ini juga bisa menjelajah zaman dan waktu yang diinginkan. Episode ini berkisah tentang Yorkie dan Kelly yang bertemu di sebuah nightclub di San Junipero. Keduanya pun menjadi dekat. Salah satu dari mereka ingin tinggal selamanya di sini. Tapi, yang satunya lagi masih belum yakin.
A happy ending episode. Waktu pertama nonton sempat bingung dengan jalan ceritanya. Setelah ditonton lagi baru deh ngerti. San Junipero nya bagus. Kota pantai memang jadi impian banyak orang kali ya.
San Junipero adalah sebuah kota simulasi yang bisa dihuni oleh orang-orang yang sudah mati. Bisa juga dikunjungi oleh orang yang sudah tua. Semua yang ada di sini kembali dalam wujud yang masih muda. Ibaratnya kaya kota afterlife, tapi ini bikinan teknologi manusia. Di kota ini juga bisa menjelajah zaman dan waktu yang diinginkan. Episode ini berkisah tentang Yorkie dan Kelly yang bertemu di sebuah nightclub di San Junipero. Keduanya pun menjadi dekat. Salah satu dari mereka ingin tinggal selamanya di sini. Tapi, yang satunya lagi masih belum yakin.
A happy ending episode. Waktu pertama nonton sempat bingung dengan jalan ceritanya. Setelah ditonton lagi baru deh ngerti. San Junipero nya bagus. Kota pantai memang jadi impian banyak orang kali ya.
USS Callister (Season 4 Episode 1)
Untuk escape dari kehidupan nyatanya yang sepertinya tidak terlalu mengasyikan baginya, Robert Daly sering bermain game Infinity. Sebuah game ciptaan perusahaannya di mana permainan akan terasa seperti nyata. Ia menggunakan DNA rekan-rekan di kantornya dan dibuat sebagai kloning pasukan di kapal USS Callister.
Untuk escape dari kehidupan nyatanya yang sepertinya tidak terlalu mengasyikan baginya, Robert Daly sering bermain game Infinity. Sebuah game ciptaan perusahaannya di mana permainan akan terasa seperti nyata. Ia menggunakan DNA rekan-rekan di kantornya dan dibuat sebagai kloning pasukan di kapal USS Callister.
Salah satu karyawan baru di perusahaannya, Nanette Cole juga dimasukan ke dalam game tersebut. Kloningan Cole mengajak kloningan lainnya untuk membuat rencana agar mereka bisa keluar dari game yang dikendalikan oleh Daly tersebut. Karena berbeda dengan di dunia nyata, Daly di dunia virtual sangat mengendalikan semua dan bertindak semena-mena. Selanjutnya ya menceritakan usaha para kloningan yang ingin kabur dari Daly.
Ga ada yang terlalu spesial dengan episode ini. Tapi, cukup asik untuk ditonton. Masih agak bingung dengan nasib para kloningan.
Ga ada yang terlalu spesial dengan episode ini. Tapi, cukup asik untuk ditonton. Masih agak bingung dengan nasib para kloningan.
Men Against Fire (Season 3 Episode 5)
Sepertinya ber-setting post apocalypse. Sekumpulan tentara ditugaskan untuk membunuh makhluk-makhluk yang disebut 'Roaches'. Saat tengah memburu mereka, salah seorang tentara terkena senter pada bagian matanya. Sejak saat itu, ia mulai merasa aneh. Ia mulai melihat Roaches bentuknya seperti manusia normal. Ia merasa yang para tentara lakukan selama ini adalah salah. Tetapi para tentara lainnya masih tetap melihatnya sebagai Roaches. Lalu siapa yang sebenarnya benar?
Sepertinya ber-setting post apocalypse. Sekumpulan tentara ditugaskan untuk membunuh makhluk-makhluk yang disebut 'Roaches'. Saat tengah memburu mereka, salah seorang tentara terkena senter pada bagian matanya. Sejak saat itu, ia mulai merasa aneh. Ia mulai melihat Roaches bentuknya seperti manusia normal. Ia merasa yang para tentara lakukan selama ini adalah salah. Tetapi para tentara lainnya masih tetap melihatnya sebagai Roaches. Lalu siapa yang sebenarnya benar?
Bagian awal tipikal film-film post apocalypse. Makin ke tengah, alurnya semakin bikin penasaran. Ending-nya membingungkan.
Pernah hampir kehilangan anaknya yang kala itu tengah berusia 3 tahun, seorang ibu bernama Marie memutuskan untuk menanam implan dalam tubuh anaknya, Sara. Teknologi implan tersebut memungkinkan Marie bisa men-tracking keberadaan dan memonitor Sara. Termasuk bisa melihat apa yang Sara lihat, apa yang dia tidak suka, dan juga mengetahui kondisi tubuh serta kesehatannya. Hampir semuanya bisa dimonitor dan bahkan dikontrol oleh teknologi Arkangel ini. Semua hal yang ditakuti dan tidak pantas dilihat oleh seorang anak kecil bisa disensor, jadi anak ini benar-benar polos dan selalu tenang. Ibarat rating di film, mungkin yang dilihat Sara semuanya seperti PG.
Beberapa tahun berlalu, Sara beranjak remaja. Di sinilah mulai terjadi efek yang diakibatkan oleh Arkangel. Sara tumbuh menjadi remaja polos, yang bahkan ga tau rasa sakit atau darah itu apa. Karena selama ini ia selalu bisa terhindar dari bahaya. Selama ini kalau ada darah dan kekerasan juga otomatis tersensor di penglihatannya. Setelah mengetahui bahwa selama ini dunianya dibatasi, Sara meminta ibunya untuk menonaktifkan monitor Arkangel. Ibunya pun setuju. Namun, suatu hari, Sara tidak ada kabar dan sulit untuk dihubungi. Ibunya pun panik dan memutuskan untuk mengaktifkan kembali Arkangel. Ternyata hal ini menggiring pada masalah lain.
Suka dengan episode ini, ending-nya kasihan sih. Tapi, entah siapa yang benar atau salah. Implan Arkangel kayanya pas nih buat para pawrents biar selalu tau kondisi dan posisi anabulnya.
Bayangkan apa yang kita lihat bisa direkam, disimpan, dan di-rewind untuk dilihat lagi semau kita. Memori yang pernah dilihat dengan mata, bahkan bisa ditonton bareng-bareng di TV. Seru apa serem?
Episode ini berkisah tentang seorang pria bernama Liam yang curiga kalau istrinya, Ffion ada hubungan dengan salah satu teman lamanya, Jonas. Insting Liam yang terlalu kuat sehingga ia menyelidiki sendiri tentang kebenarannya. Ia pun mendatangi Jonas, berharap akan bisa mendapat bukti dari rekaman memori di mata Jonas. Liam berhasil mendapatkannya, kemudian memutarnya di hadapan Ffion juga untuk membuktikan kebenaran. Fakta yang didapatkan bahkan lebih mengejutkan.
Miris, satu kata yang tepat untuk episode ini. Apalagi ending-nya, jadi berasa keikutan sedih liatnya.
Seorang backpacker asal Amerika, Cooper menjadi relawan untuk uji coba sebuah survival horror game terbaru yang belum rilis. Game ini dikatakan adalah game terseram. Nanti si pemain akan dipasang implan yang terhubung ke otaknya dan si pemainnya akan benar-benar merasakan efek yang sangat nyata. Padahal semua hanya ada di pikiran si pemain. Hingga saat itu belum ada yang berhasil melewati tes tersebut.
Lalu dimulailah uji coba itu. Cooper mulai merasakan efek dari implan tersebut, ia mulai melihat hal-hal yang ia takutkan. Hingga saat benar-benar sulit dikendalikan, ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan halusinasi. Ia harus bertarung dengan pikirannya sendiri.
Episode ini agak membingungkan dan konsepnya sedikit mirip Inception. Tapi, saya suka. Ending-nya twist juga dan mind blowing.
Seorang wanita terbangun di sebuah tempat. Ia tidak tau di mana dan bahkan tidak ingat dirinya siapa. Saat mencoba keluar mencari pertolongan, ia malah mendapati orang-orang yang berada di jalan hanya menontonnya dan merekam dirinya dengan menggunakan handphone. Ia merasa sangat aneh, tetapi orang-orang tersebut terus mengikutinya. Sampai akhirnya ia bertemu 2 orang yang mengaku hilang ingatan juga. Kemudian mereka saling membantu untuk mencapai transmitter White Bear yang katanya mengendalikan orang-orang di sana. Jadi, mereka harus menghentikannya.
Kalau membayangkan ada di posisi si cewek ini pastinya creepy banget. Terbangun dengan lupa ingatan, minta tolong ke orang-orang dan mereka malah cuma nonton. Tapi, sebenernya inilah yang banyak terjadi di masyarakat. Misalnya saja terjadi suatu hal di jalan, orang-orang kebanyakan bukan menolong, tapi malah mengabadikan lewat handphone, baik video atau update status. Yup, menyentil kehidupan masa kini (again). Untuk ending-nya twist juga.
Crocodile (Season 4 Episode 3)
Lima belas tahun lalu, Mia membantu menutupi kasus tabrak lari yang dilakukan oleh Rob. Kemudian tiba-tiba Rob datang dan mengatakan pada Mia bahwa ia akan mengaku ke polisi telah melakukan tabrak lari hingga korbannya meninggal belasan tahun lalu. Mia yang kini sudah sukses ga mau ikut terseret kasus seperti ini. Di tengah perseteruannya tanpa sengaja ia membunuh Rob. Tak lama setelah kejadian, di depan hotel tempat ia bermalam terjadi kasus kecelakaan dan ia secara tidak sadar menjadi saksinya.
Seorang wanita dari asuransi bernama Shazia bertugas menginvestigasi kasus kecelakaan tersebut. Ia mendatangi tempat kejadian dan menginterview orang-orang yang diduga menjadi saksi pada malam itu dengan menggunakan bantuan sebuah alat yang bisa membantu orang mengingat memori mereka. Shazia juga bisa langsung melihat memori mereka karena alat tersebut disambungkan ke monitor kecil. Kemudian tibalah giliran Mia yang diinvestigasi. Dari memori Mia, Shazia mendapatkan lebih dari apa yang perlu untuk dilihat.
Lima belas tahun lalu, Mia membantu menutupi kasus tabrak lari yang dilakukan oleh Rob. Kemudian tiba-tiba Rob datang dan mengatakan pada Mia bahwa ia akan mengaku ke polisi telah melakukan tabrak lari hingga korbannya meninggal belasan tahun lalu. Mia yang kini sudah sukses ga mau ikut terseret kasus seperti ini. Di tengah perseteruannya tanpa sengaja ia membunuh Rob. Tak lama setelah kejadian, di depan hotel tempat ia bermalam terjadi kasus kecelakaan dan ia secara tidak sadar menjadi saksinya.
Seorang wanita dari asuransi bernama Shazia bertugas menginvestigasi kasus kecelakaan tersebut. Ia mendatangi tempat kejadian dan menginterview orang-orang yang diduga menjadi saksi pada malam itu dengan menggunakan bantuan sebuah alat yang bisa membantu orang mengingat memori mereka. Shazia juga bisa langsung melihat memori mereka karena alat tersebut disambungkan ke monitor kecil. Kemudian tibalah giliran Mia yang diinvestigasi. Dari memori Mia, Shazia mendapatkan lebih dari apa yang perlu untuk dilihat.
Salah satu episode yang saya suka. Lumayan deg-degan dan penasaran dengan ending-nya. Walaupun sebagian alurnya bisa ketebak.
Shut Up and Dance (Season 3 Episode 3)
Seorang remaja bernama Kenny di-blackmail oleh seseorang atau sesuatu yang tidak diketahui. Ia dipaksa harus menjalani perintah-perintah yang dikirimkan seseorang melalui pesan di handphone-nya supaya aibnya tidak disebarluaskan. Selama menjalani misi-misinya, ia bertemu dengan orang-orang yang bernasib sama dengannya. Lalu setelah menjalankan semua misi, apakah ia benar-benar terlepas dari jeratan tersebut? Atau malah semakin menambah permasalahan?
Seru dan twist pastinya. Pada akhirnya penonton mengetahui aib Kenny yang ternyata membuat tercengang.
Seorang remaja bernama Kenny di-blackmail oleh seseorang atau sesuatu yang tidak diketahui. Ia dipaksa harus menjalani perintah-perintah yang dikirimkan seseorang melalui pesan di handphone-nya supaya aibnya tidak disebarluaskan. Selama menjalani misi-misinya, ia bertemu dengan orang-orang yang bernasib sama dengannya. Lalu setelah menjalankan semua misi, apakah ia benar-benar terlepas dari jeratan tersebut? Atau malah semakin menambah permasalahan?
Seru dan twist pastinya. Pada akhirnya penonton mengetahui aib Kenny yang ternyata membuat tercengang.
Black Museum (Season 4 Episode 6)
Ketika tengah menunggu mengisi daya mobilnya, Nish berkunjung ke Black Museum, sebuah museum yang menyimpan artefak asli kriminal. Rolo Haynes, pemilik dan juga sekaligus guide di museum tersebut menceritakan kisah asal usul barang-barang yang ada di sana. Mulai dari artefak kasus dokter pecandu rasa sakit, boneka monyet yang menyedihkan, hingga hologram seorang tahanan penjara yang hukuman eksekusi kursi listriknya menjadi hiburan utama di museum tersebut.
Agak terkecoh dengan kesan pertama di awal. Seperti episode-episode lainnya, Black Museum juga seru dan cukup bikin penasaran. Agak ngilu dengan cerita yang si dokter itu.
Pada 5 Juni 2019, Black Mirror merilis season terbarunya, yaitu season 5 yang berisi 3 episode:
Bagaimana jika ada sebuah video game yang memungkinkan para pemainnya merasakan sensasi yang sangat nyata, seperti terjun langsung di dalam permainannya? Sensasi secara fisik, mental, dan perasaan tokoh di dalam games dapat dirasakan oleh orang yang memainkan. Hal inilah yang ditawarkan oleh fitur terbaru dari game Striking Vipers.
Dua orang sahabat lama, Karl dan Danny memainkan kembali game yang dulu sering mereka mainkan. Siapa sangka berawal dari game yang mereka mainkan berujung pada permasalahan yang cukup rumit?
Episode ini mengingatkan pada fenomena roleplayer di medsos wkwkw. Lumayan twist, tapi kalau diperhatikan sebenarnya ada foreshadowing pada adegan-adegan awal.
Seorang pengemudi taksi online hanya mau menerima order pick up dari kantor Smithereens, salah satu perusahaan media sosials yang kini tengah hits. Ternyata ia ingin menyandera salah satu karyawan di perusahaan tersebut agar bisa berbicara dengan CEO Smithereens, Billy Bauer (Topher Grace). Kira-kira apa motifnya?
Lagi-lagi menyentil soal masyarakat dengan kehidupan bermedia sosial saat ini. Sebagai penonton kita akan berusaha dibawa menduga-duga sepeti ini itu sampai terungkap jelas apa motifnya. Ya, meskipun sebenernya udah lumayan ketebak. Tapi, ending-nya bikin geregetan. Nice episode, tho.
Ashley O, seorang pernyanyi terkenal dan banyak menjadi rolemodel para fans-nya, ternyata menyimpan sisi gelap yang ga diketahui orang-orang. Selama ini orang melihatnya sebagai penyanyi yang selalu banyak memberikan motivasi kepada orang banyak. Hidupnya terlihat sempurna dengan segala ketenaran dan kekayaannya. Bahkan ia meluncurkan Ashley Too, sebuah robot mini duplikat kepribadiannya yang bisa diajak bicara dan juga memberikan motivasi serta semangat bagi penggemarnya.
Rachel adalah salah satu penggemar berat Ashley. Di hari ulang tahunnya ia meminta kado berupa Ashley Too. Semenjak itu Ashley Too menjadi teman terbaik Rachel. Jack, kakak Rachel melihat iri melihat Ashley Too lebih dekat dengan Rachel. Maka, ia menyembunyikan Ashley Too di loteng. Tak lama setelah ini, tiba-tiba ada kabar bahwa Ashley O tak sadarkan diri karena alergi hingga koma. Ternyata dibalik itu semua ada rahasia dan permasalahan yang nantinya juga melibatkan Rachel, Jack, dan Ashley Too.
Waktu liat episode ini langsung keinget Hannah Montana banget. Tentang artis yang punya 2 karakter, di panggung dan di kehidupan sehari-hari. Mungkin karena pemerannya Miley Cyrus juga kali ya. Episode yang ringan dan khas film petualangan remaja.
Sebenarnya kalau diperhatikan beberapa episode memiliki benang merah yang sama. Sepertinya teknologi-teknologi yang ada di Black Mirror adalah buatan satu perusahaan yang sama. Beberapa episode memunculkan nama yang sama seperti TCKR, Tuckersoft, Tucker, San Junipero, St. Juniper, dan kayanya mungkin masih ada beberapa lagi yang belum saya sadari.
photo credits: IMDB
Sebenarnya kalau diperhatikan beberapa episode memiliki benang merah yang sama. Sepertinya teknologi-teknologi yang ada di Black Mirror adalah buatan satu perusahaan yang sama. Beberapa episode memunculkan nama yang sama seperti TCKR, Tuckersoft, Tucker, San Junipero, St. Juniper, dan kayanya mungkin masih ada beberapa lagi yang belum saya sadari.
photo credits: IMDB
No comments: