Macet-macetan saat Lebaran: Perjuangan Menuju Dago Dreampark
Ke Dago Dreampark pas libur Lebaran? Jangan. Jangan berangkat siang-siang. Kalau bisa berangkat pagi-pagi banget dan sekitar jam 8 atau 9 sudah sampai di Dago Dreampark. Karena siangan sedikit aja udah mulai padat, apalagi kalau berangkatnya siang tengah hari seperti saya?
Jadi, beberapa hari setelah Lebaran saya jalan-jalan ke Dago Dreampark. Lupa H+ berapa Lebaran, mungkin H+3. Dari Bekasi saya naik kereta jam 7 dan sampai Bandung jam 10-an. Janjian sama teman, baru datang jam 11 di Waroenk Upnormal. Istirahat, makan, sambil ngobrol baru kelar jam setengah 1-an. Berbekal GPS, kami langsung tancap gas menuju Dago Dreampark pake motor.
Ternyata arah Dago sudah macet banget, bahkan motor aja sampai susah jalannya. Ga kebayang kalau yang naik mobil. Sedikit-sedikit berhenti, mana jalannya menanjak. Karena mulai lelah dengan kemacetan, kami pun bergantian kendarain motornya. Biar ga berat, salah satu dari kami turun dan jalan kaki karena jalan kaki lebih cepat ketimbang yang naik motor.
Setelah kurang lebih 2 jam berjuang, akhirnya kami sampai di Dago Dreampark. Sampai di parkiran pengen nangis aja rasanya karena lama dan capek juga menuju ke sana. Oiya, harga tiket masuk ke Dago Dreampark 20 ribu yang nanti juga bisa ditukarkan sama souvenir, biaya parkir motor 5 ribu, dan parkir mobil 10 ribu.
Kami pun mulai jalan menyusuri kawasan Dago Dreampark yang memang lumayan luas, sesekali berhenti untuk berfoto atau duduk-duduk, menikmati yang hijau-hijau.
pohon-pohonan |
sawah-sawahan |
bunga-bungaan |
Selain kanan kiri pepohonan, banyak banget spot dan wahana menarik untuk foto-foto. Cocok untuk wisata keluarga. Wisata sama teman juga cocok sih, sama pasangan juga. Intinya cocok untuk semua kalangan.
Permadani Terbang via dagodreampark.co.id |
Hanging Love Seat via dagodreampark.co.id |
Up House via dagodreampark.co.id |
Untuk berfoto di wahana-wahana ini dikenakan biaya lagi. Tarifnya berbeda-beda tergantung wahananya, berkisar 20 ribu-30 ribu.
Udah lelah muter-muter cari spot foto sana sini, kami istirahat dulu mengisi perut di salah satu warung berbentuk pondokan dekat dengan wahana perahu sungai. Harga makanan di sini lumayan mahal dan yang dijual bukan makanan berat tapi cemilan seperti sosis, kentang, dll. Ada juga minuman kopi dan lainnya.
Sampai sudah hampir Maghrib kami baru naik ke atas untuk menuju tempat parkir. Lumayan juga menanjak setelah jalan kaki banyak ke arah bawah, di mana banyak wahana terdapat di sana. Saat itu saya ga tau kalau ternyata ada bus wara wiri yang menyediakan tumpangan dari atas ke bawah atau sebaliknya. Harganya pun murah kok, cuma 10 ribu, lumayan daripada jalan kaki menanjak.
Bus Wara Wiri via xplora.id |
Ketika pulang pun ga kalah perjuangannya dibanding waktu berangkat. Kami keluar dari Dago Dreampark sekitar jam 6 sore. Untuk keluar dari area Dago Dreampark kami harus antri lagi. Jalanan di depan area sudah padat, mobil dan motor susah untuk jalan, lebih banyak diam karena macet. Lagi-lagi kami harus bergantian mengendarai motor.
Karena badan makin letih, udara semakin dingin, perut semakin bunyi-bunyian kukuruyuk, dan jalan masih belum ada perubahan kelancaran, kami pun melipir dulu di sisi jalan. Kebetulan ada yang jual pop mie dan juga menyewakan toilet. Kami istirahat sejenak sambil memesan pop mie hangat. Laper, capek, ngantuk, tapi macetnya belum berkesudahan jadi pengen nangis aja hahaha.
Lumayan lama kami menunggu jalan sampai ga terlalu macet. Mungkin sekitar jam setengah 8 atau jam 8 jalanan baru mulai lengang. Kami pun segera menuruni jalan menuju pertigaan Dago Giri. Baru lah setelah melewati pertigaan ini jalanan sudah benar-benar normal. Sebenarnya Dago Dreampark ga terlalu jauh kalau dipikir-pikir. Tapi kalau sudah macet jadi bikin ga bisa mikir.
No comments: