Bulan September lalu ceritanya saya ingin mencoba liburan dengan cara yang agak sedikit berbeda dari yang biasanya saya lakukan, yaitu camping ceria. Lokasi yang dipilih jatuh pada Kampung Cai Rancaupas, Ciwidey yang sudah terkenal sebagai spot berkemah yang ramah. Yang dimaksud ramah di sini adalah mudah dicapai dengan transportasi umum, mudah mencari warung makanan dan jajanan, serta tersedia toilet yang memadai. Namanya juga camping ceria, ya kan?
Sempat muncul rasa ragu berkali-kali
mau camping. Padahal camping-nya bukan di gunung atau hutan atau yang jauh dari
jangkauan siapa pun. Camping-nya masih di tempat wisata yang rame orang wara
wiri sana sini. Tapi, setelah melewati halangan, rintangan, keraguan,
kegalauan, dan kegundahan, jadi juga deh meluncur ke Rancaupas.
Perjalanan ke Rancaupas
Sabtu
pagi jam 06.50, saya berangkat dari Stasiun Bekasi menuju Stasiun Bandung
dengan naik Argo Parahyangan. Setelah 3 jam perjalanan, sampai di
Stasiun Bandung sekitar jam 10-an. Lalu lanjut ke Terminal Leuwi Panjang
karena sudah janjian dengan teman di sana. Memang kami sengaja mau ngeteng naik angkot supaya kesan jalan-jalan ala backpacker lebih terasa.
Di terminal, teman saya pun sudah menunggu, lengkap dengan gembolan peralatan camping (tenda dan
sleeping bag). Sebenarnya di Rancaupas sendiri juga bisa menyewa tenda dll,
tapi harganya lebih mahal ketimbang menyewa di toko sewa perlengkapan outdoor biasa.
Kami masuk ke dalam terminal
menuju ke tempat angkot/ minibus jurusan Leuwi Panjang - Ciwidey biasa mangkal.
Angkotnya sejenis minibus colt berwarna hijau dengan kapasitas 18 orang. 3
orang di depan, di samping sopir, 15 orang di bagian belakang. Agak sempit
memang. Tarif untuk per orang adalah 15 ribu. Saran saya kalau ingin agak lega
bisa duduk di kursi depan, tapi bayarnya untuk dua orang biar ga terlalu sempit. Kalau untuk barang-barang bawaan bisa disimpan di bagasi belakang. Oiya,
angkot ini baru mau jalan kalau penumpangnya sudah penuh. Jadi, perbanyak bersabar saja.
Perjalanan dari Terminal Leuwi
Panjang ke Terminal Cibeureum adalah sekitar satu jam kalau kondisinya
lancar. Sampai di Terminal Cibereum kami istirahat sejenak mengisi kekosongan
perut. Kami pun makan siang di Warung Nasi dan Ayam Goreng Cibeureum. Tempat
ini cukup recommended nih. Harganya murah, tempatnya bersih, rasanya
juga enak. Untuk seporsi nasi dan ayam goreng kami hanya 10 ribu saja. Kalau kurang
suka ayam, bisa pilih menu ikan atau udang goreng di sini.
Selesai makan, lanjut lagi perjalanan
ke Rancaupas. Kami pun nyambung lagi naik angkot warna kuning jurusan Ciwidey -
Patenggang. Nah, angkot ini juga sama. Baru mau jalan kalau penumpangnya sudah
banyak dan hampir penuh. Kalau masih belum, ya bakal ngetem terus cari
penumpang.
Dari Terminal Cibeureum ke Kampung Cai Rancaupas perjalanannya mungkin sekitar
30-40 menit. Belum termasuk hitungan waktu ngetem ya. Untungnya saat itu kondisi jalan cukup lancar. Untuk
tarifnya sebenarnya 10 ribu per orang. Tapi, karena waktu itu kami belum tau
lokasi tepatnya, kami minta diantar sampai masuk ke dalam kawasan camping-nya,
jadi kami tambah 5 ribu.
Jalur masuknya sebenarnya ada dua,
yaitu jalur untuk mobil dan jalur untuk motor/pejalan kaki. Jalur untuk pejalan
kaki lebih pendek ketimbang jalur untuk mobil.
Sebelum masuk kawasan, kami diminta
bayar tiket masuk terlebih dulu. Untuk tiket masuknya 15 ribu, sedangkan untuk sewa
lapak kemahnya 10 ribu. Jadi, total 25 ribu per orang. Di loket masuk ini juga
bisa sewa tenda dan alat-alat lainnya.
 |
pricelist Rancaupas via kampungcai.com
|
Inilah rasanya berkemah
Sore itu suasana cukup ramai. Bahkan
sempat bingung karena beberapa tempat sudah ramai dengan tenda-tenda. Memang
kebetulan sedang ada acara Pendaki Indonesia yang melakukan kegiatan kemah
masal. Ada panggungnya juga, jadi ga terlalu sunyi.
 |
dok. pribadi |
Setelah lihat kanan kiri dan
men-survey dikit lapak mana yang cocok, akhirnya ketemulah spot yang cukup ramai
dan strategis. Dekat dari mushola, dekat dari toilet, dekat dari pedagang makanan gerobakan.
 |
dok. pribadi |
 |
dok. pribadi |
 |
dok. pribadi |
Mulailah kami menggelar tenda yang
lumayan berat itu. Berbekal tutorial dari YouTube, dengan sotoynya kami mulai
mendirikan tenda. Menit demi menit berlalu, tapi tenda belum keliatan
bentuknya. Akhirnya disamperin sama rombongan tetangga sebelah menawarkan
bantuan untuk mendirikan tenda. Terharu juga ada yang bantuin.
Langit sudah mulai gelap, kami pun balik lagi ke
tenda. Senter yang seadanya pun mulai dinyalakan untuk menemani rebahan biar ga terlalu gelap. Lalu dari luar seperti ada yang panggil-panggil. Nah lho
siapakah itu? Eh, ternyata rombongan tetangga sebelah yang tadi bantuin pasang tenda. Mereka nawarin kami untuk gabung sama mereka biar kami ga kegelapan karena mereka punya lampu yang lumayan terang. Tenda pun dipindahkan lagi supaya lebih dekat dengan tenda mereka.
Selepas Isya dan makan cuanki di
depan mushola, kami penasaran ingin menjelajah sampai ke ujung camping ground. Ternyata di spot sebelah sana banyak warung-warung
makan. Banyak juga penyewaan tenda dan alat-alat lainnya. Wah, surga banget kan
tuh banyak pedagang makanan. Berhubung sudah kenyang makan cuanki akhirnya kami
cuma liat-liat aja di sini.
Malam yang semakin larut berbanding
lurus dengan udara yang kian dingin. Kami pun masuk tenda dan mencoba untuk
tidur, Padahal saya udah pakai baju berlapis-lapis, kaos kaki, sarung tangan,
tapi tetap saja dingin. Long john, kaus lengan panjang, sweater, dan jaket semuanya sudah ditumpuk-tumpuk ditambah pula dengan sleeping bag dan emergency blanket, tapi tetep aja hidung saya mampet banget karena kedinginan.
Alhasil sampai Subuh saya cuma tidur sejam dua jam aja karena susah bernapas. Padahal sebenarnya badan cukup lelah juga setelah berkelana dari Bekasi ke Ciwidey. Bisa dikatakan malam yang
cukup menyiksa. Sepertinya bermalam di dalam tenda ga terlalu cocok dengan saya.
Menjelang Subuh barulah saya berani
keluar tenda. Ternyata malah makin-makin dinginnya. Sambil iseng-iseng saya
melihat ke atas dan cukup terpana begitu melihat pemandangan di atas. Wah inikah yang dinamakan Milky Way? Sayang sekali ga kefoto
sih kalo dari kamera ponsel saya. Padahal bagus banget. Kira-kira seperti inilah penampakannya.
Subuh pun berganti pagi, seneng
rasanya waktu liat matahari mulai muncul. Ini artinya dinginnya akan berkurang
dan berganti dengan kehangatan.
 |
sunrise yang mengintip via dok. pribadi |
 |
penuh kabut via dok. pribadi |
Fasilitas di Rancaupas
Sebenarnya Rancaupas adalah tempat yang menarik untuk dijadikan tempat camping
ceria. Untuk wisata bareng keluarga juga pas kok. Ada banyak keluarga yang
camping bareng anak-anaknya yang masih kecil. Soalnya bisa dibilang fasilitas
yang ada di sini cukup memadai:
- Toiletnya bersih, airnya cukup
kencang. Tersedia hampir di tiap blok, masing-masing ada tiga bilik. Tapi
menurut saya paling bersih dan nyaman ada di dekat penangkaran rusa. Oiya,
untuk pemakaian toilet atau kamar mandi bayar 2 ribu. Ada juga yang memasang
tarif 5 ribu untuk mandi.
- Banyak warung dan tukang
jajanan gerobakan. Ada cafe juga. Untuk harganya standard harga tempat wisata.
- Banyak spot foto dan wahana
wisata yang menarik. Penangkaran rusa, Kidzone (tempat khusus
bermain anak, semacam outbound), dan kolam pemandian air hangat. Kolam
pemandiannya ada yang untuk anak-anak dan juga ada yang untuk
dewasa.
 |
dok. pribadi |
Wishlist yang belum
terwujud
Tadinya
sebelum pulang, kami ingin mampir ke tempat wisata
di sekitar Rancaupas atau wisata lainnya yang masih berada daerah Ciwidey.
Tapi, sayangnya belum jadi terlaksana karena saat itu kami repot membawa peralatan
berkemah dan juga hanya mengandalkan transportasi umum. Padahal ada beberapa
tempat wisata di Ciwidey yang ingin kami kunjungi, di antaranya:
Perkebunan Teh Rancabali
Perkebunan teh
ini cukup dekat dari Rancaupas, mungkin hanya berjarak sekitar 2,5 km. Lokasinya
berada di pinggir jalan, jadi ga akan susah menemukannya. Kalau yang ingin
penyegaran melihat pemandangan yang hijau-hijau dan udara sejuk, tempat ini pas
banget. Ingin rasanya berjalan santai di perkebunan teh sambil berfoto asik di
sini. Pasti rasa penat akan rutinitas harian hilang seketika. Dari info yang
saya dapat, perkebunan teh ini buka 24 jam, biaya masuknya pun gratis.
Destinasi
selanjutnya yang ingin dikunjungi adalah Situ Patenggang yang letaknya ga
terlalu jauh dari Perkebunan Teh Rancabali. Danau ini juga menjadi spot favorit
bagi orang-orang yang berkunjung ke Ciwidey. Banyak orang memilih berpiknik
santai di pinggir danau sambil melihat keindahan Situ Patenggang yang
dikelilingi oleh kebun teh dan kadang dihiasi oleh kabut. Atau bisa juga
berkeliling danau dan mampir di Batu Cinta yang ada di tenagh danau dengan
menggunakan perahu atau sepeda air.
Masih
berada di lokasi yang sama, tapi dengan gerbang masuk yang berbeda, ada Pinisi
Resto. Di restoran berbentuk perahu besar ini, banyak orang tidak hanya sekedar
menikmati santapan saja, tapi juga banyak yang berfoto di sini. Memang banyak
spot bagus untuk ber-selfie dengan latar Situ Patenggang yang terlihat jelas.
Nah, kalau ada waktu dan kesempatan
lagi untuk liburan ke Ciwidey, saya mau ke tempat-tempat tersebut. Dan mungkin
supaya bisa tidur lebih nyenyak tanpa hidung yang tiba-tiba mampet karena
kedinginan, saya ingin menyewa penginapan saja. Dikarenakan kalau liburan saya
selalu mengusung konsep backpacker alias hemat, jadi ingin mencari penginapan
yang harganya terjangkau.
Salah satu properti OYO Hotels di Ciwidey adalah OYO 428 Penginapan Pondok Winagung yang terletak di Jl. Raya Ciwidey - Rancabali No.18, Ciwidey. Lokasinya pun tidak jauh dari tempat-tempat wisata yang ingin saya kunjungi.
 |
oyorooms.com |
 |
oyorooms.com |
 |
oyorooms.com |
 |
oyorooms,com |
 |
oyorooms.com |
Meski harganya terjangkau, tapi kebersihan serta kenyamanan tamu yang menginap selalu diutamakan. Kasur yang nyaman beserta sprei yang bersih, Wi-Fi gratis, TV, AC, semuanya bisa didapatkan di OYO Hotels Indonesia.
OYO Hotels juga sering memberikan promo yang cukup besar, misalnya saja promo harga kamar 18 ribu per malam, promo kamar 99 ribu per malam, diskon hingga 40%, dan masih banyak promo lainnya. Lalu, bagaimana cara supaya bisa update promo dari OYO Hotels? Gampang, cukup ikuti sosial medianya, berupa Instagram atau Twitter. Jangan lupa juga untuk mengunduh aplikasinya di PlayStore atau App Store. Nanti akan muncul notifikasi setiap ada promo terbaru dari OYO Hotels.
 |
aplikasi twitter instagram |
Wahh mau dong ke ciwidey
ReplyDeleteYuk yuk ke Ciwidey lagi :)
Delete